Senin, 25 Januari 2021

Perjalanan Menuju Al Azhar

 


Sehubungan dengan pertanyaan beberapa teman tentang bagaimana bisa menghantarkan anak untuk kuliah di Al Azhar Mesir, maka saya akan mencoba merangkumnya berdasarkan pengalaman kami kemarin.

Sejak awal putra kami lulus dari MA di pondoknya kami  sudah merencanakan agar putra kami dapat mengikuti tes masuk Al Azhar untuk seleksi Via Kemenag. Namun sayang, kami mendapatkan info bahwa ternyata pada tahun 2020 Kemenag tidak membuka pendaftaran untuk perkuliahan di Al Ahzar dikarenakan pandemi. 


Waktu itu kami mengira bahwa harapan untuk kuliah di Al Azhar sudah tidak ada sebab yang kami ketahui bahwa jalur masuk satu-satunya ke Al Azhar hanya via Kemenag. Namun, tidak sengaja saya mendapatkan info di sebuah group Facebook tentang sekolah timur tengah yang baru saja saya ikuti, bahwa selain Kemenag ada jalur lain yang bisa membawa putra saya kuliah di Al Azhar, Yaitu via PUSIBA. Saat saya mendaptkan informasi tersebut segera saya lengkapi persyaratan-persyaratannya karena  3 hari kemudian pendaftaran akan ditutup. Akhirnya, bergaabunglah putra kami di PUSIBA untuk mengikuti seleksi kemampuan bahasa Arab melalaui tes Tahdid Mustawa.

Apa Itu PUSIBA?

PUSIBA adalah Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab yang didirikan oleh Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) cabang Indonesia. PUSIBA merupakan Pusat  Bahasa Arab Al-Azhar (Darul  Lughoh Mesir) cabang Indonesia yang diresmikan oleh Deputi Grand Syeikh Al-Azhar, Syeikh Shaleh Abbas, dan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin pada tanggal 29 Juli 2019, sebagai cabang pertama di luar Mesir.

PUSIBA hadir untuk memberikan kemudahan bagi para mahasiswa baru (maba) Al Azhar agar dapat mengikuti persiapan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia. Karena,  sejak tahun 2015 Universitas Al-Azhar mensyaratkan bagi setiap mahasiswa baru (maba) untuk mengikuti ujian kompetensi bahasa (tahdîd mustawâ).

Nah, bagi maba yang mengikuti seleksi via jalur Kemenag, maka pembelajaran persiapan bahasa arabnya akan dilakukan di Mesir. Jadi, ini berarti  maba Al Ahzar via jalur Kemenag tersebut pada tahun pertama kedatangan mereka di Mesir  harus mengikuti pemebelajaran bahasa Arab di Darul Lughioh Mesir  terlebih dahulu. Baru di tahun ajaran berikutnya bisa mengikuti proses perkuliahan di Al Azhar. 

Sedangkan, bagi maba yang persiapan bahasa arabnya Via Pusiba, maka setiba di Mesir langsung dapat mengikuti kegiatan perkuliahan. Sebab,  pembelajaran bahasa Arabnya sudah dilakukan di Indonesia. Dan ini menurut saya sangat menghemat waktu. Mengingat proses pembelajarannya hanya memerlukan waktu sekitar 3 hingga 7 bulan saja. Tergantung saat seleksi  tes tahdid mustawa tersebut kita akan ditempatkan di level berapa. Semakin tinggi level yang kita masuki, maka akan semakin singkat proses pembelajarannya. 

Level Tahdid Mustawa terdiri dari 7 Level. Yaitu, 1) mubtadi awwal, 2) mubtadi tsânî, 3) mutawassith awwal, 4) mutawassith tsâni, 5) mutaqaddim awwal, 6) mutaqaddim tsânî, dan 7) mutamayyiz.

Bagi camaba yang sudah lulus hingga level 7 di PUSIBA maka secara otomatis sudah menjadi maba Al Azhar. 

Setiap tahunnya PUSIBA membuka pendaftaran bagi camaba Al Azhar sebanyak 2 kali ( 2 angkatan). Bagi maba yang masuk PUSIBA di angkatan genap dan langsung masuk minimal  di level 3 , maka akan berkesempatan kuliah pada tahun ajaran  yang sama.

Bagaimana agar saat tes bisa lulus dengan level tinggi?

Camaba disarankan untuk dapat mengikuti kursus bahasa arab terrlebih dahulu. Banyak lembaga yang menyelenggarakan kursus sebagai  persiapan lolos tes tahdid mustawa untuk seleksi via Kemenag maupun PUSIBA. Diantaranya ada Markaz Arabiyah, Rehlata Course, Pare dll. Informasi-informasi tersebut bisa didapatkan ketika kita aktif mengikuti beberapa group sekolah timur tengah yang ada di berbagai sosial media.

Pembiayaan di Pusiba

Pendaftaran ujian tahdîd mustawa sebesar Rp 1.350.000. Tiap level pembelajaran di PUSIBA akan dikenakan biaya Rp. 1.650.000. Setiap level berlangsung  selama 1 bulan.

Di masa pandemi seleksi akan dilakukan langsung secara online oleh para pengajar asal Mesir dan yang mendapat sertifikat pengajaran bahasa Arab dari Pusat Bahasa Arab di Mesir.  Begitu pula proses pembelajarannya nanti. 

Dan untuk diketahui jalur PUSIBA ini adalah jalur mandiri bukan jalur beasiswa. Jika camaba ingin mendapatkan beasiswa bisa dioeroleh melalui jalur-jalur yang telah ditetapkan.Ada 160 kuota beasiswa S1 untuk Universitas Al-Azhar Mesir yang terbagi dalam empat jalur, yaitu: Kemenag (20 orang), Kedutaan Mesir (30), PBNU (30), dan Pondok Pesantren Gontor (80).  Silaahkan untuk mempersiapkan diri dalam melakukan seleksi melalui jalur-jalur tersebut.

Oke, saya rasa rangkuman ini cukup ya untuk memberikan gambaran kepada kita semua dalam rangka memperisaopkan diri jika ingin melanjutkan kuliah di Al Azhar Cairo.

Untuk info selengkapnya tentang PUSIBA bisa klik  di sini

Semoga bermanfaat ya....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar